Senin, 27 Juni 2011

JURNAL GEOLOGI LINGKUNGAN DAN SUMBER DAYA

MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI



JURNAL


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Geologi Lingkungan dan Sumber Daya









Oleh,

NURDINI LESTARI
092170119








PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2011




ABSTRAK

            Gempa bumi adalah guncangan atau getaran yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Indonesia merupakan rawan yang rawan akan gempa bumi, karena Indonesia terletak antara pertemuan lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan lempeng pasifik. Gempa bumi merupakan suatu fenomena alam yang dapat terjadi kapan saja, tidak dapat diprediksi kapan waktu terjadinya.
Gempa bumi tektonik merupakan gempa yang dominan terjadi. Sedangkan menurut letak sumbernya, gempa yang berjarak < 60 km dari sumbernya (hiposentrum) akan menimbulkan dampak negative seperti keruksakan bangunan, kerugiuan materi, serta menimbulkan korban jiwa. Meskipun ada juga gempa yang tidak menyebabkan kerusakan dan bersifat buatan.
Mitigasi bencana pun perlu dilakukan. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir dampak negative dari bencana tersebut dan sebagai tindakan preventif. Upaya mitigasi bencana gempa juga perlu didukung oleh Studi tentang karakteristik gempa dan peningkatan kesiapan dalam menghadapi bencana.
Karakteristik kegempaan suatu daerah akan dapat dievaluasi  dari sejarah dan mekanisme kegempaan daerah tersebut.
Kesiapan yang diperlukan dalam mengahadapi datangnya bencana gempa diantaranya adalah kesiapan infrastruktur dan struktur bangunan yang tahan terhadap gempa.













BAB I
PENDAHULUAN

Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng besar yang menyusun kerak bumi. Tiga lempeng tersebut adalah lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan lempeng pasifik. Hal ini menyebabkan Indonesia menjadi daerah yang rawan akan bencana gempa bumi.
Gempa bumi merupakan benca alam yang tidak dapat diprediksi kejadiannya. Bencana ini pada umumnya memberikan dampak negative baik dari segi fisik, ekonomi, maupun psikologis. Tak sedikit wilayah di Indonesia yang hancur akibat gempa bumi, ribuan jiwa melayang, bangunan-bangunan runtuh, kegiatan ekonomi lumpuh, rasa trauma yang dialami para korban bencana sulit hilang, dan masih banyak kerugian lainnya yang dialami korban gempa bumi.
Maka dari itu mitigasi gempa bumi sebagai tindakan preventif sangat penting dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir dampak negative dari bencana yang akan terjadi.























BAB II
PEMBAHASAN

A.            Definisi Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan fenomena alam yang setiap saat dapat terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi menyebabkan guncangan atau getaran yang besarnya beragam mulai dari yang sangat kecil sehingga sulit dirasakan samapai kepada guncangan yang dahsyat sehingga mampu meruntuhkan bangunan yang kokoh.
Gempa bumi sebenarnya berkaitan dengan  tenaga endogen, gempa bumi merupakansalah satu peristiwa alam yang sudah dikenal sejak zaman purbakala, karena banyak merusak bahkan membinasakan penduduk. Bencana ini merupakan bencana alam yang lebih dahsyat dari pada letusan gunung api. Sebab gempa bumi bergerak di dalam tanah sehingga sulit dihindari.
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng besar yang menyusun kerak bumi. Tiga lempeng tersebut adalah lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan lempeng pasifik. Hal ini menyebabkan Indonesia menjadi daerah yang rawan akan bencana gempa bumi.

B.            Klasifikasi Gempa Bumi
Atas dasar Dasar penyebab utama gempa bumi, maka gempa bumi diklasifikasikan menjadi empat macam, yaitu antara lain:
1.        Gempa Tektonik

 
Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena pergeseran kerak bumi, atau yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa tektonisme. Dari sekian banyak peristiwa tektonisme, yang banyak menghasilkan gempa adalah tektonisme yang mengakibatkan dislokasi (displacement) yang dikenal dengan patahan (dis = terpisah, locus = tempat). Maka, gempa tektonik disebut juga gempa dislokasi.

Pergeseran kerak bumi disepanjang bidang patahan menimbulkan guncangan yang kemudian merambat kesegala arah melalui materi-materi penyusun bumi. Bila merambat melalui permukaan bumi, guncangannya akan membinasakan semua yang tidak dapat menahan guncangan tersebut. Gempa tektonik merupakan gempa yang paling dahsyat, meluas, dan banyak merusak, serta paling sering terjadi.
2.        Gempa Vulkanis
Gempa vulkanis adalah gempa bumi yang terjadi akibat aktivitas vulkanisme, baik sebelum, sedang, atau sesudah letusan. Magma yang keluar melalui pipa-pipa gunung api bergeser dengan batuan penyusun tubuh gunung api, getarannya diteruskan kemana-mana lewat materi yang menyusun kerak bumi. Itulah yang menyebabkan adanya gempa bumi terlebih dahulu sebelum terjadi letusan gunung api. Oleh karena itu, aktivitas vulkanisme dapar diramalkan sebagai salah satu gejala aktivitas gunung api.
Demikian juga jika terjadi letusan, material-material besar kecil berupa gas, cair, maupun padat dihempaskan keluar, sedangkan getarannya akan merambat di dalam batuan ke segala arah sehingga menimbulkan gempa bumi di daerah sekitarnya. Umumnya gempa vulkanis tidak begitu hebat dan daerahnya terbatas di sekitar gunung api saja.
3.        Gempa Runtuhan
Gempa runtuhan adalah gempa yang disebabkan oleh adanya runtuhan, termasuk longsor, atap gua bawah tanah runtuh (biasanya di daerah kapur), ataupun runtuhan di dalam lubang tambang. Guncangannya tidak begitu hebat dan daerahnya sangat terbatas hanya pada radius sekitar 1 hingga 2 km.
Gempa ini sudah jarang ditemui, akan tetapi tidak berarti bahwa gempa ini tidak pernah dijumpai. Tempat bahayanya bersifat local dan terjadi pada tempat curam dan biasanya pada lahan gundul.
4.        Gempa Buatan
Gempa buatan adalah getaran bumi yang terjadi karena adanya aktivitas manusia di kulit bumi sehingga menyebabkan getaran yang cukup berarti. Peledakan buatan, dalam proses pembuatan jalan tembus di pegunungan batu dengan menggunakan bahan peledak menyebabkan batu kukuh akan hancur. Bersamaan dengan itu pula terjadi guncangan disekitarnya. Daerah yang dipengaruhi oleh getaran buatan ini hanya sekitar 1 hingga 100 meter. Namun demikian karena guncangannya tidak sehebat gempa tektonik maupun vulkanik, maka gempa buatan ini tidak membawa akibat yang serius.
                       
C.            Pengukuran Kekuatan Gempa Bumi
Gempa yang terjadi akibat gerakan lempeng tektonik pada umumnya lebih berbahaya daripada gempa vulkanis, tanah longsor, maupun buatan. Tingkat besar kecilnya gempa dapat dihitung melalui besarnya simpangan jarum yang dipasang pada alat pencatat gempa.
Alat yang dapat merekam macam-macam gelombang gempa disebut seismometer. Kombinasi seismometer dengan system pencatatan, system peredaman, dan system waktu, disebut seismograf. Kertas grafik catatan gempa atau pias dengan lengkungan-lengkungan kecil disebut seismogram. Seismogram merupakan kertas halus tempat mencatat getaran oleh pena dengan tinta. Satuan besaran gempa biasanya dipergunakan skala richter, skala mercalli, dan skala lainnya.
Berdasarkan letak sumbernya (hiposentrum), gempa bumi dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu:
1.    Gempa dalam, gempa bumi yang sumbernya berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi. Di Indonesia, gempa bumi dalam umumnya berada di bawah laut Jawa, laut Flores, laut Banda, dan laut Sulawesi. Gempa dalam tidak membahayakan.
2.    Gempa menengah, gempa yang hiposentrumnya berada diantara 60-300 km di bawah permukaan bumi. Di Indonesia, gempa menengah terbentang sepanjang Sumatera sebelah barat, Jawa sebelah selatan, Nusa Tenggara antara Sumbawa dan Maluku, sepanjang Teluk Tomini, Laut Maluku ke Filipina. Gempa menengah dengan focus <150 km di bawah permukaan masih dapat menimbulkan kerusakan.
3.    Gempa dakal, gempa yang hiposentrumnya <60 km dari permukaan bumi. Di Indonesia gempa dangkal ini letaknya terpencar. Gempa ini dapat menimbulkan kerusakan yang besar. Makin dangkal gempa itu, daya perusak makin besar.

D.           Gempa Bumi di Indonesia
Kepulauan Indonesia merupakan salah satu wilayah dengan tatanan tektonik paling kompleks dan aktif di dunia. Interaksi yang komples antara tiga lempeng besar, yaitu Lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik telah menyebabkan kepulauan Indonesia mempunyai aktivitas gempa yang sangat tinggi.
Diantara gempa-gempa yang terjadi di kepulauan Indonesia terutama gempa dangkal yang terjadi di dasar laut pada umumnya menimbulkan tsunami dahsyatdalam kurun waktu yang cukup lama. Akibatnya, kepulauan Indonesia dikenal; dengan salah satu wilayah yang rawan terhadap bencana gempa dan tsunami.
1.       Potensi Bencana Gempa di Indonesia
Kepulauan Indonesia merupakan tempat konvergensi antara tiga lempeng besar. Lempeng-lempeng tersebut bergerak dengan kecepatan dan arah yang berbeda. Konvergensi antar lempeng tersebut menghasilkan sejumlah zona tektonik aktif yang terdiri atas zona subduksi dan zona sesar. Zona tersebut dikenal sebagai zona dengan aktivitas gempa yang tinggi. Zona subduksi yang ada di Kepulauan Indonesia diantaranya adalah :
a. Zona subduksi Sunda yang terletak memanjang dari kepulauan Andaman – Sumatera – Jawa sampai Nusa Tenggara,
b. Zona subduksi Banda yang terletak memanjang dari Flores – kepulauan Banda sampai Seram – Buru,
c. Zona subduksi Calorina/Pasifik yang terletak memanjang dalam arah timur – barat di utara Papua.
Beberapa contoh sesar aktif yang ada di laut Indonesia dan mempunyai dampak strategis diantaranya adalah system sesar Sumatera, Palu – Koro di Sulawesi, dan Sorong di Papua – Maluku.
Keberadaan zona tektonik aktif tersebut telah membuat kepulauan Indonesia dikenal sebagai salah satu wilayah di dunia dengan aktivitas gempa yang sangat tinggi. Sebagian besar gempa yang terjadi di kepulauan Indonesia berkaitan dengan aktivitas zona subduksi dan zona sesar.
2.       Penelitian tentang Gempa
Besar kecilnya bencana yang diakibatkan oleh gempa bumi paling tidak ditentukan oleh dua factor utama, yaitu karakteristik gempa, dan tingkat kesiapan dalam menghadapi datangnya bencana.
Oleh karena itu upaya mitigasi bencana gempa perlu didukung oleh Studi tentang karakteristik gempa dan peningkatan kesiapan dalam menghadapi bencana. Studi tentang karakteristik gempa disebut dengan studi seismitas yang meliputi kekuatan gempa, lokasi pusat gempa, mekanisme pensesaran gempa, dan frekuensi kejadian gempa.
Sampai saat ini sudah banyak studi seismitas yang dilakukan oleh peneliti, beberapa diantaranya dilakukan oleh peneliti Indonesia. Misalnya, pada tahun 1989 dilakukan studi tentang statistika gempa di Indonesia berdasarkan data pengamatan gempa dari tahun 1900 sampai 1984. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa kepulauan Indonesia mempunyai tingkat aktivitas gempa yang sangat tinggi. Tidak kurang dari rata-rata 460 kali kejadian gempa dengan magnitude M > 4,0 terjadi setiap tahun.
Sebagian besar gempa yang terjadi di kepulauan Indonesia berkaitan dengan aktivitas zona subduksi dan zona sesar. Gempa  di zona subduksi biasanya ditandai dengan mekanisme pensesaran sesar naik, sedangkan di zona sesar mempunyai mekanisme pensesaran sesar geser. Gempa di zona sesar biasanya mempunyai kedalaman dangkal kurang dari 50 km.
Gempa di zona subduksi mempunyai kedalam bervariasi. Misalnya, di Sumatera sampai sekitar 300 km, di Jawa – Bali – Nusa Tenggara mencapai 650 km, sedangkan di zona subduksi Banda pusat gempa mencapai sekitar 650 km. Sementara itu, di laut Maluku kedalam pusat gempa mencapai 650 km di bawah kepulauan Sangihe dan 250 km di bawah kepulauan Halmahera, sedangkan di Papua gempa mempunyai kedalaman kurang dari 100 km.
3.       Zonasi Gempa
Kesiapan yang diperlukan dalam mengahadapi datangnya bencana gempa diantaranya adalah kesiapan infrastruktur dan struktur bangunan yang tahan terhadap gempa. Informasi tentang besarnya resiko gempa, karakteristik kegempaan, dan pengaruh kondisi local terhadap gelombang gempa merupakan masukan yang sangat diperlukan. Untuk itu diperlukan pembuatan zonasi daerah rawan gempa yang didasaarkan pada sejumlah parameter tertentu. Misalnya pembuatan zonasi daerah rawan gempa berdasarkan harga percepatan gempa.
Beca Carter Holling and Ferner Ltd. Membagi kepulauan Indonesia menjadi enam zona berdasarkan koefisien gempa yang dapat dipakai dalam desain bangunan tahan gempa. Studi tersebut didasarkan pada data seismologi dan geologi. Sementara itu, Wangsadinata mengeluarkan peta kontur percepatan gempa berdasarkan frekuensi terjadinya gempa dangkal di Indonesia dengan magnitude M ≥ 5 per 100 tahun per derajat persegi dengan menggunakan fungsi Atenuasi Donovan.
Shah Bone melakukan analisis resiko gempa untuk berbagai periode ulang gempa. Dalam studi tersebut sumber gempa diasumsikan berasal dari zona subduksi dan zona sesar yang ditandai dengan mekanisme pensesaran yang berbeda. Fungsi Atenuasi Fukushima Tanaka digunakan untuk menentukan percepatan gempa mekanisme sesar geser, sedangkan untuk gempa subduksi digunakan fungsi Atenuasi Crouse.
Disamping didasarkan pada harga percepatan gempa, zonasi gempa kepulauan Indonesia juga ada yang dibuat berdasarkan estimasi harga momen sismik maksimumnya.
Beberapa peneliti gempa memfokuskan diri pada penelitian tentang zonasi gempa skala local yang disebut mikrozonasi gempa. Dalam penelitian tersebut dilakukan analisis resiko dan mikrozonasi gempa pada permukaan tanah serta respon spectra permukaan.
Analisis resiko gempa yang dilakukan pada berbagai penelitian tersebut dilakukan dengan cara pendekatan probabilistic. Pendekatan probabilistic merupakan cara yang cukup representatif  dalam menganalisis kegempaan suatu daerah. Cara ini telah mempertimbangkan sejarah kegempaan dan mekanisme sumber gempa. Data pencatatan gempa masa lampau dijadikan sebagai data untuk dapat memprediksi kemungkinan terjadi gempa dimasa yang akan datang. Karakteristik kegempaan suatu daerah akan dapat dievaluasi  dari sejarah dan mekanisme kegempaan daerah tersebut. Untuk mengetahui pengaruh kondisi local terhadap gempa yang terjadi maka dilakukan perambatan gelombang geser dari base rock  ke permukaan tanah. Percepatan gempa di permukaan tanah ditampilkan sebagai peta kontur percepatan gempa permukaan tanah.
4.       Prediksi Gempa
Tiga parameter penting yang harus ditentukan pada studi prediksi gempa meliputi : waktu, lokasi, dan kekuatan gempa yang akan terjadi.
Berdasarkan jangka waktunya, prediksi gempa dibedakan menjadi prediksi jangka panjang dan prediksi jangka pendek. Namun, sampai  saat ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang prediksi gempa masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Salah satu metode yang dikembangkan, yaitu prediksi gempa berdasarkan metode fractal dan penerapannya pada system sesar Sumatera. Metode tersebut sudah berhasil diterapkan untuk prediksi jangka panjang.
Sejumlah penelitian terdahulu menunjukkan bahwa perilaku kegempaan suatu system sesar sangat dipengaruhi oleh ketidakteraturan sesar tersebut. Oleh karena itu, pemahaman rinci mengenai geometri sesar merupakan persyaratan dasar untuk mengerti mekanika kegempaan suatu sesar.
Derajat ketidakteraturan geometri sesar dapat dikuantifikasi dengan menghitung nilai dimensi fractal (D) geometri sesar tersebut. Nilai D yang lebih besar menunjukkan geometri yang lebih tidak teratur, sebaliknya nilai D kecil mencerminkan keteraturan. Oleh karena itu, dapat diharapkan adanya hubungan yang erat antara nilai D dengan mekanika kegempaan system sesar.

E.            Pendugaan dan Pencegahan Gempa Bumi
Sampai sekarang orang belum mampu meramalkan gempa bumi secara cepat. Adapun para ahli telah mampu menentukan daera-daerah gempa bumi, namun meramalkan waktu terjadi gempa, lokasi episentrunya, serta besarnya adalah suatu masalah besar yang belum terpecahkan.
Beberapa kemajuan dalam hal peramalan gempa telah dicapai oleh negara-negara yang telah maju seperti Amerika Serikat, Jepang dan Uni Soviet. Walaupun demikian, masih sulit untuk menghindari bahaya yang ditimbulkan oleh gempa bumi tersebut. Bahayanya atau kerugiannya terletak pada dampak ekonomi dan psikologis. Misalnya, diramalkan bahwa tahun depan akan terjadi gempa dahsyat di kota A. bila penduduk harus diungsikan semua, aktivitas ekonomi akan terhenti dan seterusnya sehingga begitu banyak kerugian yang akan diderita. Serta pengaruh psikologis masyarakat selama menunggu tibanya gempa bumi tersebut.
Oleh karena itu, lebih tepat menempuh cara-cara lain seperti merancang bangunan-bangunan yang tahan gempa. Dalam hal ini hasil penelitian gempa dapat membantu merencanakannya. Misalnya berdasarkan data-data gempa yang tercatat di suatu daerah gempa terkuat yang pernah melanda daerah tersebut besarnya 7 slaka richter. Berdasarkan data-data tersebut para ahli perancang bangunan merencanakan bangunan yang tahan terhadap kekuatan gempa sebesar itu.

F.             Kiat-kiat Menghadapi Gempa Bumi
1.       Tetap tenang dan segera keluar rumah, menjauhi bangunan yang dikhawatirkan runtuh, jaringan kabel listrik, dan tebing-tebing.
2.       Jika berada di dalam rumah dan tidak memungkinkan untuk keluar, usahakan berlindung di bawah benda-benda yang memiliki lorong dan penahan yang kuat, seperti ruang di bawah meja, dipan,  dan lain sebagainya.
3.       Bila tidak ada lindungilah kepala dengan bantal atau benda lainnya.
4.       Jauhi almari, rak buku, dan barang-barang yang terbuat dari kaca atau yang mudah pecah dan berbahaya.
5.       Hati-hati terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, dan benda-benda yang tergantung di dinding.
6.       Putuskan aliran listrik, matikan kompor gas atau lilin untuk menghindarkan terjadinya kebakaran.
7.       Jika sedang mengendarai kendaraan, hendaknya berhenti secepat mungkin. Semua penumpang harus tetap tinggal dalam mobil sampai gempa berhenti, hindari jembatan, jalan laying, dan jembatan penyebrangan.
8.       Bila di luar ruangan, jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik (tiang listrik), papan reklame, pohon tinggi, dan sebagainya.
9.       Jauhi daerah pantai, karena dapat saja terjadi gelombang tsunami akibat  guncanngan gempa.
Jika gempa telah berlalu, periksalah kerusakan bangunan, baik dari luar maupun dari dalam. Periksalah pipa air, kabel-kabel, gas, dan listrik. Jika ternyata putus atau bocor, kran induk dimatikan kemudisn melapor kepada pihak ynag berwajib. Hal yang perlu diperhatikan lainnya, janganlah terburu-burj menempati rumah dan terlihat rusak berat akibat gempa, karena jika terdaji gempa susulan dapat menambah kerusakan atau  menghancurkan bangunan tersebut yang akhirnya menimpa kita sendiri.






















BAB III
SIMPULAN

            Gempa bumi merupakan suatu fenomena alam yang setiap saat dapat terjadi tanpa bisa diprediksi kapan dan dimana bencana itu akan terjadi. Gempa bumi adalah guncangan atau getaran yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).
            Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng besar yang menyusun kerak bumi. Tiga lempeng tersebut adalah lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan lempeng pasifik. Hal ini menyebabkan Indonesia menjadi daerah yang rawan akan bencana gempa bumi.
            Ada empat jenis gempa bumi berdasarkan penyebab utamanya, yaitu : gempa tektonik, gempa vulkanik, gempa runtuhan, dan gempa buatan. Sedangkan berdasarkan kedalaman pusat gempa (episentrum), gempa bumi diklasifikasikan ke dalam tiga jenis, yaitu : gempa dalam, gempa menengah, dan gempa dangkal.
            Sampai saat ini belum ada orang yang dapat memprediksikan dengan cepat dan tepat mengenai gempa bumi, baik dalam dimensi waktu, wilyah, maupun kedalaman. Maka dari itu untuk meminimalisir dampak negatif dari gempa bumi tersebut perlu dilakukannya mitigasi gempa bumi.
Mitigasi gempa bumi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Diantaranya dengan merancang bangunan yang tahan gempa berdasarkan data gempa terkuat yang pernah terjadi di daerah tersebut, data tersebut dapat diperoleh dari seismograf (alat pencatat gempa). Selain itu juga dengan sosialisasi mengenai kiat-kiat dalam menghadapi gempa bumi.










DAFTAR PUSTAKA

Munir, Mochammad. (2003). Geologi Lingkungan. Malang : Bayumedia.
Yani, Ahmad. (2004). Geografi. Bandung : Grafindo.

Minggu, 26 Juni 2011

Tips Menghilangkan Noda Hitam dan Jerawat

Tips Menghilangkan Noda Hitam Pada Wajah


Menghilangkan Flek Hitam :
1. Rajin membersihkan muka. Ini solusi tercepat dan termurah untuk merawat wajah. Tidak perlu mengeluarkan ekstra biaya untuk kosmetik ini dan itu yang dipromosikan dalam membersihkan wajah. Cukup air biasa yang bersih karena ini membantu sekali mengusir bakteri nakal yang menjadi penyebab jerawat.
2. Menjaga asupan karena salah satu penyebab timbulnya jerawat adalah ketidakseimbangan hormon.
3. Avoid stress. Percaya atau tidak tapi memang benar adanya. Stress adalah salah satu cara si jerawat berkembang biak di wajah. Makanya kelola stress dengan baik sehingga si jerawat enggan singgah diwajah..




Menghilangkan Bekas Jerawat :
1. Cuci muka dengan air seduhan daun sirih 2 - 3 kali sehari. Fungsinya untuk mematikan bakteri jerawat.
2. Bersihkan wajah dengan ekstrak belimbing wuluh yang dicampur dengan sedikit air garam. Belimbing wuluh ini sangat baik untuk antiradang dan astrigen (mengecilkan pori-pori yang besar karena jerawat)
3. Uapi wajah dengan seduhan air teh.
4. Oleskan bekas jerawat dengan serbuk batang kayu manis yang dicampur dengan madu setiap malam, bersihkan pada pagi harinya.
5. Ambil sedikit madu asli lalu panaskan hingga mendidih. Diamkan sampai suam-suam kuku lalu oleskan pada bekas jerawat selama +/- 2 jam. Lakukan setiap malam sebelum tidur. Cara ini juga dapat digunakan untuk menghilangkan bekas luka eksim, baik ditangan maupun dikaki. Selain itu, kalau kamu suka mancing dan sering mengalami luka bakar karena terik matahari, oleskan si madu pada luka bakar sehari 2 kali setiap habis mandi.
6. Jangan menyentuh jerawat dengan tangan yang kotor apalagi sampai memencetnya. Ini sedikit banyak dapat mengurangi bekas luka karena jerawat
7. Rajin memasker wajah juga membantu lho. Terutama yang jerawatan karena faktor keturunan dan alergi terhadap cuaca tertentu.

Kamis, 23 Juni 2011

Hanya Dia yang tahu

Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia..
Allah SWT tahu betapa keras engkau sudah berusaha.
Ketika kau sudah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa pedih...
Allah SWT sudah menghitung airmatamu.

Jika hidupmu sedang menunggu sesuatu dan waktu serasa berlalu begitu saja...
Allah SWT sedang menunggu bersama denganmu.
Ketika kau merasa sendirian dan tanpa teman di sisimu...
Allah SWT selalu berada disampingmu.
Ketika kau pikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apa lagi...
Allah SWT punya jawabannya.

Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan...
Allah SWT dapat menenangkanmu.
Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak-jejak harapan...
Allah SWT sedang berbisik kepadamu.
Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa ingin mengucap syukur...
Allah SWT telah memberkatimu.
Ketika sesuatu yang indah terjadi dan kau dipenuhi ketakjuban...
Allah SWT telah tersenyum padamu.

Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi...
Allah SWT sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu.

Ingat bahwa dimanapun kau atau kemanapun kau menghadap...
Allah SWT TAHU .......