Kamis, 07 Oktober 2010

UNSUR DALAM KAJIAN GEOGRAFI

UNSUR DALAM KAJIAN GEOGRAFI
1. Letak atau Lokasi
Letak atau lokasi merupakan unsur paling esensial dalam kajian keruangan muka bumi. Mengingat pentingnya arti letak suatu tempat dalam ruang di muka bumi beberapa istilah dipakai untuk menunjukannya, meskipun dengan pengertian dan makna yang tidak selalu sama. Ada dua macam letak yang diperhatikan dalam kajian geografi regional, yaitu:
a) Letak Astronomis, berdasarkan pada kedudukan suatu tempat di muka bumi yang bulat bagaikan bola menurut garis lintang dan garis bujurnya, yaitu garis khayal yang melingkari bumi dan dapat menunjukan letak suatu tempat di bumi yang bulat.
Letak astronomis disebut juga letak yang absolut atau mutlak karena berdasarkan pada garis pangkal atau sumbu yang “tetap”, yaitu garis ekuato atau katulistiwa yang menjadi pangkal hitungan atau garis lintang nol derajat dan garis meridian nol yang melalui kota Greenwich dekat London yang menjadi pangkal hitungan derajat bujur.
Sebutan letak astronomis muncul karena penentuannya didasrkan pada hasil pengamatan (pengukuran) posisinya atau kedudukannya terhadap benda langit (bintang atau matahari). Sebagian orang menyebutkan juga letak menurut derajat lintang dan bujur sebagai letak geografis karena berpengaruh pada kondisi geografis tempat atau wilayah yang bersangkutan, antara lain bertalian dengan keadaan iklim, ukuran dan perbedaan waktu.
Letak lintang juga berkaitan dengan zona-zona iklim matahari. Hal demikian disebabkan oleh kedudukan matahari dalam menyinari bumi yang berputar pada sumbunya yang “miring” terhadap bidang peredarannya dalam gerakan bumi mengelilingi matahari. Itu sebabnya timbul apa yang disebut iklim tropis, sub-tropis, iklim sedang dan seterusnya serta adanya empat musim di wilayah-wilayah di luar daerah tropis. Karena perputaran bumi pada sumbunya dan pemanasan atmosfer bumi yang tidak sama, maka timbul pula system sirkulasi udara umumnya di muka bumi yang menghasilkan system atau pola aliran udara baik vertical maupun horizontal. Secara vertical terdapat zona massa udara naik (tekanan udara rendah, basah) di sekitar ekuator dan lintang sedang, serta zona massa udara turun (tekanan udara tinggi, kering) di sekitar lintang 300 dan kutub utara/selatan. Sedang secara horizontal terdapat pola angin pasat di lintang rendah, angin barat di lintang sedang, dan angin timur di lintang tinggi.
Dari adanya pola sirkulasi umum uadar permukaan bumi maka dapat dipahami mengapa wilayah-wilayah gurun terdapat disekitar lintang 300 di utara atau selatan ekuator, meskipun keadaan daerah gurun juga dimodifikasi oleh bentuk, luas dan relief wilayah yang bersangkutan atau oleh sebab pengaruh adanya arus laut angin barat yang dingin (kering) di pantai barat Australia, Afrika, dan Amerika Serikat.
b) Letak Relatif, disebut juga letak geografis merupakan letak atau kedudukan suatu tempat atau wilayah dalam bubungannya dengan keadaan atau kondisi lingkungan disekitarnya, baik keadaan ekonomi, kehidupan social politik, dan budaya, wilayah perairan atau daratan yang memberikan arti penting dan sebagainya. Karena itu muncul juga sebuta-sebutan letak social, letak ekonomis, letak cultural, letak strategis dan sebagainya. Dipakai sebutan letak relative kareana keadaannya dapat berubah sejalan dengan perbahan kondisi lingkungan sekitar. Singapuara yang letak stronomisnya tidak berubah-ubah dari dulu sampai masa mendatang (sepanjang masih dipakai meridian nol yang sekarang dan ekuator sebagai pangkal perhitungan derajat lintang) letak strategisnya telah berubah dan sangat meningkat cepat sejalan dengan makin padatnya lalu lintas pelayaran lewat selat Malaka dan pergeseran kancah percaturan ekonomi dan politik dunia ke wilayah tepian pasifik.
Letak relative yang sangat menguntungkan dapat menjadikan potensi yang sangat positif bagi suatu tempat atau wilayah, tetapi juga dapat menimbulkan kerawanan karena banyak pihak yang ingin memanfaatkan atau menguasainya.
Letak geologis yang berkaitan dengan posisi suatu tempat atau wilayah terhadap keberadaan lempeng tektonik daratan (benua) atau dasar laut yang berubah dan bergerak “sangat lambat” dapat memberikan arti atau karakteristik khusus bagi tempat atau wilayah tersebut, misalnya dalam hal kaitannya dengan gejala volkanisme, kerawanan gempa, dan kondisi atau sifat-sifat lain yang menguntungkan atau dapat menimbulkan kerugian/kerusakan.
Meskipun letak astronomis yang bersifat absolu telah mendasari berbagai kemungkinan kondisi alam yang berlainan bagi kehidupan manusia, dalam kajian geografi letak relative lebih banyak menjadi perhatian para geograf dalam telaah dan analisisnya. Hal ini berkaitan dengan kondisi lingkungan sekitar yang terus berubah oleh sebab pertambahan penduduk, kemajuan perkembangan perekonomian, dan IPTEK yang dihasilkan manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar